Wahana antariksa Jepang, Smart Lander for Investigating the Moon (SLIM), berhasil pulih setelah sembilan hari mendarat di permukaan Bulan. Komunikasi dengan SLIM berhasil terjalin pada 28 Januari, mengakhiri periode kegelapan selama sembilan hari.
SLIM mengalami kegagalan saat turun menuju tempat pendaratannya dan terjungkal ke atas. Namun, melalui upaya yang gigih, SLIM berhasil kembali beroperasi. Panel surya SLIM awalnya tidak dapat mengisi daya, tetapi pada hari Minggu, mereka mulai menghasilkan listrik yang diperlukan.
Keberhasilan ini didukung oleh penggunaan sistem navigasi baru yang memungkinkan pendaratan yang presisi. Dengan pencapaian ini, Jepang menjadi negara kelima yang mendaratkan wahana antariksa di Bulan, setelah Amerika Serikat, Uni Soviet, Tiongkok, dan India.
Tugas utama SLIM adalah untuk menganalisis komposisi batuan olivin di kerak Bulan menggunakan kamera spektral multi-band. Sebelum mengalami kegagalan daya, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) merilis gambar-gambar yang diambil oleh kamera pendarat SLIM. Gambar-gambar ini memberikan gambaran awal terhadap potensi penelitian yang akan dilakukan oleh SLIM.
Durasi operasi SLIM masih belum diketahui, tetapi diketahui bahwa wahana ini tidak dirancang untuk bertahan hidup selama satu malam di bulan. Meski begitu, SLIM diproyeksikan mampu memberikan kontribusi berharga dalam pemahaman kita tentang Bulan dan eksplorasi antariksa lebih lanjut.
Dengan pulihnya komunikasi dan operasi SLIM, JAXA dan seluruh tim penelitinya menerima pengakuan internasional. Prestasi ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam teknologi antariksa Jepang dan memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengejar pengetahuan dan eksplorasi tentang alam semesta.
“Fanatik web yang bangga. Mediaholic sosial. Praktisi makanan. Teman binatang di mana-mana.”