Wah, AS Membuka Diri dan Mengakui Kesulitan Menghadapi Rudal Houthi Yaman – SAMOSIR NEWS

Wah, AS Membuka Diri dan Mengakui Kesulitan Menghadapi Rudal Houthi Yaman – SAMOSIR NEWS

Pakar militer Amerika Serikat (AS) mengakui kesulitan mereka dalam menghentikan serangan rudal yang dilakukan oleh pasukan militer Ansarallah Houthi di Laut Merah. Rudal-rudal ini memiliki kecepatan yang sangat tinggi dan dapat mencapai sasarannya hanya dalam waktu kurang dari 75 detik setelah ditembakkan. Kapal-kapal Israel dan Amerika seringkali menjadi target utama dalam serangan ini.

Dalam situasi yang kritis ini, militer AS hanya memiliki waktu sekitar 9 hingga 15 detik untuk mengambil keputusan apakah akan menembak jatuh rudal tersebut. Komandan Armada Kelima AS, Laksamana Madya Brad Cooper, juga menuduh bahwa Iran memberikan informasi intelijen kepada Ansarallah untuk melakukan serangan terhadap kapal-kapal Israel dan AS di Laut Merah.

Namun, Cooper tidak memberikan bukti yang kuat untuk mendukung tuduhannya ini. Hingga saat ini, masih belum ada bukti konkret yang mengaitkan Iran dengan serangan-serangan ini. Meski begitu, Houthi telah bersumpah untuk memblokir akses bagi kapal Israel atau kapal manapun yang menuju pelabuhan laut Israel, sampai Israel menghentikan perangnya terhadap Palestina.

Sebagai respons, AS membentuk koalisi militer yang dikenal dengan nama Penjaga Kemakmuran. Koalisi ini bertujuan untuk membom dan menghancurkan sasaran-sasaran militer Houthi di Yaman. Namun, upaya tersebut justru memperburuk situasi di Laut Merah.

Sejak dimulainya pengeboman AS dan Inggris di Yaman, situasi di Laut Merah semakin memburuk. Serangan rudal yang dilakukan oleh Houthi semakin sering terjadi dan semakin sulit dihentikan. Hal ini mengkhawatirkan banyak pihak, terutama Israel dan Amerika yang menjadi target utama serangan ini.

Dengan sulitnya menghentikan serangan rudal Houthi, AS dan negara-negara terkait perlu mencari solusi yang efektif untuk mengamankan perairan di Laut Merah. Kerjasama antar negara dan upaya diplomasi akan menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan ini.

Written By
More from Naji Farid
Diskriminasi LGBTQI+: Bierhoff menyebut kebijakan negara Piala Dunia Qatar ‘tidak dapat diterima’
Diskriminasi terhadap LGBTQI+ Bierhoff menyebut kebijakan Qatar ‘tidak dapat diterima’ 06/10/2022, 21:39...
Read More
Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *