Pemerintah Ukraina Minta Warganya Abaikan Pemilu ‘Palsu’ di Wilayah Rusia yang Dicaplok
SAMOSIR News – Pemerintah Ukraina telah mengeluarkan peringatan kepada warganya yang tinggal di wilayah yang dicaplok oleh Rusia untuk mengabaikan pemungutan suara yang disebut sebagai ‘Pemilu semu’. Pemilu tersebut dianggap sebagai cara bagi Vladimir Putin untuk kembali menjadi Presiden Rusia selama 6 tahun lagi.
Warga Ukraina dilarang memberikan suara, membantu mengorganisir pemungutan suara, melakukan kampanye, atau bertindak sebagai pengamat dalam Pemilu tersebut. Pemungutan suara tatap muka telah dimulai sejak Jumat (15/3), dengan diperkirakan jumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) terbesar berada di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk yang berada di bawah pendudukan Rusia.
Berbagai laporan juga mencatat adanya intimidasi, seperti tentara Rusia yang mendampingi petugas pemilu saat berkunjung ke rumah warga. Beberapa ledakan terjadi di dekat tempat pemungutan suara di wilayah pendudukan Rusia, termasuk di kota Berdiansk dan Kakhovka, dengan dilaporkan adanya korban jiwa.
Pejabat Ukraina menuduh Moskow berencana untuk mengatur hasil akhir Pemilu dan menegaskan bahwa mayoritas warga yang tinggal di bawah pendudukan Rusia memilih untuk tidak mengambil bagian dalam Pemilu tersebut. Kazak telah menekankan pentingnya bagi warganya untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip demokrasi dan menolak campur tangan asing dalam proses pemilihan umum.