Kecelakaan Sriwijaya Air memiliki konsekuensi. Kementerian Perhubungan Indonesia meminta maskapai penerbangan untuk memeriksa Boeing 737 yang lebih tua.
Selama tujuh tahun terakhir, Laut Jawa berulang kali mengalami nasib yang tragis. Pesawat telah jatuh ke laut antara pulau Kalimantan, Jawa, Sumatera, dan Sulawesi di Indonesia pada tiga kesempatan. Pada bulan Desember 2014, Air Asia Airbus A320 jatuh ke perairan dangkal setelah kesalahan teknis dan kesalahan pilot. 162 orang meninggal.
Pada Oktober 2018, Lion Air Boeing 737 Max jatuh di Laut Jawa tak lama setelah lepas landas dari Jakarta. 189 orang meninggal. Dan pada 9 Januari, pilot penerbangan SJ182 di atas laut kehilangan kendali atas Boeing 737-500 mereka. Seluruh 62 penumpang tewas dalam kecelakaan Sriwijaya Air.
Selalu cari perekam suara
Kementerian Perhubungan Indonesia sekarang bereaksi dan memerintahkan maskapai penerbangan Indonesia untuk memeriksa semua pesawat Boeing 737 Classic. Seri ini mencakup 737-300, -400 dan -500. Ada sepuluh maskapai penerbangan di Indonesia yang mengoperasikan model ini, bersama dengan Sriwijaya Air, termasuk Citilink, Nam Air, dan Xpress Air.
Saat ini belum ada informasi resmi mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Perekam data penerbangan untuk penerbangan SJ182 telah ditemukan. Menurut presiden otoritas keselamatan jalan raya, itu dalam kondisi baik. Perekam suara di kokpit selalu dicari oleh para penyelam. Amerika Serikat kini telah mengirimkan tim penyelidik kecelakaan ke Indonesia untuk membantu rekan-rekannya di sana.
Mesin masih terus membentur
Pesawat Sriwijaya Air yang jatuh itu berumur sekitar 27 tahun. Setelah berhenti beroperasi selama sembilan bulan karena pandemi, Boeing 737-500 yang terdaftar akhirnya kembali beroperasi pada 20 Desember. Pesawat yang diparkir dirawat sebelum dikembalikan ke layanan, termasuk memverifikasi bahwa mesin dan sistem berfungsi.
Mengapa Boeing 737 jatuh empat menit setelah lepas landas masih belum jelas. Namun, mesin tersebut masih tetap menyala saat menghantam Laut Jawa, seperti yang baru-baru ini diumumkan. Total korban tewas adalah Sriwijaya Air sebanyak lima orang sejak tahun 2008. Seluruh pesawat tersebut adalah Boeing 737. Sebelumnya pernah ada satu korban meninggal dunia saat sebuah mesin tergelincir setelah mendarat dan menabrak seorang petani di darat. Beberapa penumpang terluka dalam insiden tersebut.
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”