Jakarta, CNN Indonesia –
Sega Karena wabah itu, dia memutuskan untuk menjual bisnis game arcade-nya Kovid-19. Perusahaan induk Sega Sami Holdings telah mengumumkan bahwa mereka telah menjual mayoritas (85,1%) dari Sega Entertainment ke perusahaan arcade di Jepang.
Sega menyatakan bahwa stadion itu runtuh akibat wabah Corvey-19. Sega, di sisi lain, mengakui bahwa penjualan mal itu merugi besar.
Dalam bisnis konten hiburan, ruang operasi pusat hiburan rusak parah akibat CVD-19, dan pemanfaatannya sangat berkurang. Dia mengatakan kerugian besar tercatat pada kuartal pertama tahun fiskal saat ini, yang berakhir pada Maret 2021.
Menurut Sega, pemulihan CV-19 cukup menjanjikan, namun bisnis hiburan masih belum bisa diprediksi. Jadi Sega telah menjajaki berbagai opsi untuk memulihkan bisnis.
Sega melakukan perubahan bisnis untuk meningkatkan profitabilitas dan memulihkan penjualan awal di sekitar operasi pusat rekreasi.
“Dalam prosesnya, kami telah membahas pengalihan Saga Entertainment yang memiliki kepentingan kuat dalam mengembangkan Operation Center Entertainment dan telah memutuskan untuk menyelesaikan kesepakatan pengalihan saham pada rapat Direksi,” kata Sega.
Melaporkan dari EurogamerPenjualan tersebut dilakukan setelah Sega merayakan hari jadinya yang ke-60 sebagai salah satu tempat permainan paling populer di Jepang.
Melaporkan dari Hipotesa, Sega Sami Holdings, yang meliput lebih dari 193 video game di Jepang di bawah payung Sega Entertainment, kehilangan 20 persen selama epidemi Covd-19.
Kesepakatan itu, yang dijadwalkan akhir Desember, akan mempertahankan semua merek Sega. Namun, di bawah pemerintahan baru, pool akan membuat keputusan akhir di 193 stadion di Jepang.
(jnp / DAL)
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”