Marc Marquez telah semakin memahami karakter motor Ducati Desmosedici GP23, tetapi ia masih merasa kaku terutama di tikungan-tikungan cepat. Ia mengakui bahwa ia membutuhkan waktu untuk benar-benar memaksimalkan potensi motor barunya tersebut. Salah satu perbedaan besar antara Desmosedici GP dan motor sebelumnya yang ia kendarai, RC213V milik Honda adalah penggunaan rem saat memasuki tikungan. Ducati menggunakan rem belakang sebagai tumpuan utama, sedangkan Honda menggunakan rem depan.
Pembalap lain yang juga mengalami perubahan pengendalian motor adalah Luca Marini. Ia pindah dari Ducati ke Honda dan membutuhkan waktu untuk membiasakan diri dengan perubahan tersebut. Marquez sendiri menyadari bahwa ia perlu mengubah gaya berkendara seperti ketika ia mengendarai motor Honda. Ia menyadari bahwa menggunakan insting berkendara seperti Honda bukan cara terbaik untuk mengendarai motor Ducati.
Marquez mengaku masih mengalami kesulitan menyesuaikan diri dengan karakter motor Ducati. Ia khususnya merasa kaku di tikungan-tikungan cepat. Selama tes pramusim, Marquez fokus mencari setelan motor yang sesuai dengan gaya berkendaraannya. Pada hari kedua tes, ia mulai memahami motor dengan lebih baik, terutama dalam menghentikan motor. Namun, ia masih perlu memahami daya cengkeram ban belakang yang besar.
Pada hari terakhir tes, Marquez memutuskan untuk melakukan time attack untuk menguji sejauh mana instingnya di atas motor Ducati. Catatan waktu Marquez pada hari kedua terpaut 0,984 detik dari pebalap Ducati tercepat, Enea Bastianini. Bastianini pun juga berencana melakukan time attack pada hari terakhir untuk memperbaiki posisi startnya. Ia mengungkapkan bahwa motor Ducati 2024 jauh lebih baik dibandingkan dengan motor di musim sebelumnya.
Bagi Bastianini, penting untuk melakukan time attack karena posisi start sangat penting dalam balapan. Ia sering kesulitan memotong selisih waktu saat balapan dimulai dari belakang. Dengan adanya pengembangan motor Ducati, ia berharap dapat meningkatkan performa yang juga akan berdampak pada hasil balapan.
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”
