Jutta Tronicke digunakan untuk pengunjung. Juga internasional. Tapi seorang duta belum ada. Kami berhutang pemutaran perdana sebuah pameran di Dresden. Lukisan “Pemandangan Musim Dingin di Dekat Maxen” karya pelukis Indonesia Raden Saleh saat ini dipajang di Albertinum. Selama tinggal di Jerman dia juga di Maxen. Oleh karena itu, hubungan erat di mana Jutta Tronicke menjadi mediator. Wanita asal Dresden ini memiliki pengetahuan yang mendalam tentang pelukis dan Max.
Maka kini Dubes RI Arif Havas Oegroseno datang bukan hanya ke Dresden tapi juga ke Maxen. Jutta Tronicke menggunakan kesempatan itu untuk menunjukkan tempatnya. Ada kejutan di hampir setiap stasiun.
Hadiah dan kejutan
Museum setempat menerima hadiah. Kedutaan memberinya buku karya penulis Indonesia dalam bahasa Jerman serta buku komik karya penulis Werner Kraus tentang kehidupan Raden Saleh. Kraus sendiri ada di sana. Penduduk Passau sedang meneliti Saleh dan telah berhubungan dengan Jutta Tronicke dan Maxen selama 25 tahun.
Dalam perjalanan menuju paviliun yang juga dikenal sebagai Blue House, para tamu dan rekan-rekannya bisa menikmati pemandangan. Duta Besar menulis di buku tamu paviliun bahwa karya keluarga Maxen telah membantu memperdalam kontak antara Jerman dan Indonesia.
Dari sana dia pergi ke larch Andersen, di mana diplomat itu menunjukkan bakatnya menggambar. Jutta Tronicke mengatakan dia sangat senang menggambar pemandangan di buku catatan dengan beberapa garis. Pemandangan dan pegunungan itulah yang juga tergambar dalam gambar Raden Saleh. Akhirnya, perhentian singkat dilakukan di kastil, Saleh juga terkait erat dengan Rumah Kaca yang tinggal di sini, pelindung artis dari Maxen. Di akhir masa tinggal Maxen, kami makan di asrama. Kemudian dia pergi ke Albertinum di Dresden.
Ini mungkin bukan kunjungan terakhir Duta Besar Indonesia ke Maxen. “Dia ingin mendonasikan pohon ceri untuk menggantikan pohon yang rusak di Winzerweg,” kata Jutta Tronicke. Dan siapa tahu, mungkin dia akan menanamnya sendiri.
“Pencinta kopi. Kutu buku alkohol yang ramah hipster. Pecandu media sosial yang setia. Ahli bir. Perintis zombie seumur hidup.”