Harianjojaja.com, Jakarta – Risiko tabrakan antara Rusia dan China sangat tinggi. Pengamat khawatir puing-puing itu akan menyebar ke seluruh bumi.
Menurut laporan Express.co.uk Pada hari Jumat (16 Oktober 2020), perusahaan pelacak satelit Leo Labs menemukan satelit Rusia yang mati dan menjatuhkan rudal China setelah 10% kemungkinan bertabrakan besok pagi.
Antartika merupakan konflik yang diprediksi antara dua benda mati.
Tabrakan tersebut akan menciptakan awan besar puing-puing di atmosfer dan akan menyebabkan eksplorasi di masa depan.
Para ahli telah memperingatkan bahwa lebih banyak satelit akan mati di orbit mengelilingi bumi.
Menurut Leo Labs, satelit tersebut kemungkinan mirip dengan 01.56 am BST atau 07.56 WIB pada jarak 8 hingga 43 meter.
Leo Labs mengatakan pada hari Rabu bahwa penyebab tabrakan dapat berubah drastis, karena penyebab tabrakan tidak dapat dihitung.
“Angka ini tidak berubah secara dramatis dan risikonya masih tinggi,” kata juru bicara Leo Labas Mary Devinzanzo.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa masih ada sekitar 170 juta limbah luar angkasa di orbit, dengan hanya 22.000 ahli yang memantaunya.
Pemerintah Inggris telah menyumbangkan lebih dari satu juta euro (17,27 miliar rubel) kepada tujuh perusahaan untuk menangani situs tersebut.
Sumber: JIBI / Bisnis Indonesia
“Pencinta kopi. Kutu buku alkohol yang ramah hipster. Pecandu media sosial yang setia. Ahli bir. Perintis zombie seumur hidup.”