Mengapa kesepakatan itu kontroversial?
Sederhananya: karena buahnya kecil panjangnya sekitar 6 cm.
Minyak sawit yang diekstraksi darinya ditemukan di banyak makanan, di biofuel, deterjen, kosmetik – dan bahkan di kue militer Swiss. Minyak kelapa sawit jauh lebih murah daripada minyak rapeseed atau minyak bunga matahari asli kami dan oleh karena itu banyak diminati.
Namun, di negara produsen, perkebunan kelapa sawit menimbulkan masalah ekologi dan sosial yang besar.
Di Indonesia, puluhan ribu kilometer persegi hutan hujan telah ditebangi dalam beberapa dekade terakhir untuk menghasilkan minyak sawit untuk ekspor dengan menggunakan pestisida dan pupuk. Pestisida terlarang juga digunakan di Swiss.
Pembakaran monokultur kelapa sawit besar-besaran mempercepat perubahan iklim dan menghancurkan flora dan fauna. Penentang kesepakatan itu juga mengkritik fakta bahwa perkebunan kelapa sawit perusahaan besar menggusur petani lokal dan masyarakat adat dan menyebabkan pelanggaran HAM yang serius.
Terakhir, lawan juga ingin melindungi pertanian Swiss. Mereka khawatir dengan perjanjian perdagangan bebas, alternatif minyak sawit Swiss yang sehat dan berkelanjutan, seperti minyak rapeseed atau bunga matahari, tidak lagi memiliki peluang.
“Pencinta kopi. Kutu buku alkohol yang ramah hipster. Pecandu media sosial yang setia. Ahli bir. Perintis zombie seumur hidup.”