ZONAUTARA.com – Detektor atau oksimeter saturasi oksigen banyak diminati di pasar. Di beberapa negara, orang mulai membeli salah satu alat kesehatan ini.
Di apotek dan toko perlengkapan medis, oksimeter dalam berbagai merk dijual dengan harga Rp. 200 ribu sampai dengan Rp. 800 ribu.
Sekarang oksimeter dicari karena masalah tersebut sindrom hipoksia bahagia. Gejala selamat hipoksia sibuk dibahas baik di media sosial maupun di berita.
Hipoksia bahagia Ini adalah kondisi di mana kadar oksigen dalam tubuh seseorang sangat rendah, tetapi pasien tampak sadar dan sehat. Kondisi kadar oksigen minimal ini dikaitkan dengan kasus pada pasien. COVID-19.
Dari berbagai kasus yang dilaporkan, dialami pasien selamat hipoksia, saturasi oksigennya turun menjadi 70 persen, tapi dia masih sadar.
Sejauh ini, apa yang masih diselidiki selamat hipoksia Ini adalah gejala yang biasanya terjadi pada orang dengan mahkota atau tidak. Di Indonesia, tidak jelas berapa jumlah pasien yang positif mahkota yang mengalami gejala tersebut.
Pakar dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Pernafasan FKUI Faisal Yunus menjelaskan salah satu penyebabnya hipoksia adalah pembuluh darah otak berkontraksi dan berkembang, sehingga otak tidak menerima sinyal yang dialami tubuh hipoksia.
Baca juga: Gejala baru Covid-19, sindrom hipoksia bahagia, bisa menyebabkan kematian mendadak
“Jalur (oksigen) ke otak terputus. Otak tidak bisa merespon karena tidak ada sinyal. Ada juga teori yang menyebutkan adanya gumpalan di dalam darah, yang menyebabkan sirkulasi terhambat dan kejenuhannya semakin parah. penyebabnya., ”kata Faisal Lokadata.id (9/2/2020), dikutip dari Lokadata.id.
Biasanya, kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen (biasa disebut saturasi oksigen) bisa setinggi 95 hingga 100 persen. Dalam kondisi tertentu, tubuh bisa bertoleransi hingga 92 persen. Namun di bawah itu, pada umumnya tubuh akan mengalami kegagalan organ hingga kematian.
“Nah, ada beberapa kasus korona saat saturasi oksigen turun hingga 70 persen, pasien tetap sadar. Biasanya orang tidak sadar, jantung harus berdebar kencang. Tapi ini badan biasa, ”tambah Faisal.
Menurut jurnal riset The Pathologist of ‘Happy’ Hypoxemia in Covid-19 terbitan 28 Juli 2020, disebutkan, di masa-masa awal pasien mengalami corona. hipoksia, paru-paru bisa berfungsi dengan baik, tanpa terhalang saluran udara, sehingga tidak ada kesulitan bernafas.
Namun gagal pernafasan bisa terjadi secara tiba-tiba sehingga korban tiba-tiba bernafas dengan cepat dan berlebihan. Ini merupakan tanda penting dari gagal napas yang dialami oleh pasien mahkota.
Karena tidak bisa dideteksi tanpa alat, pasien dengan hipoksia diketahui setelah pasien dirawat di rumah sakit. Menurut ahli epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, ada beberapa kasus selamat hipoksia yang terjadi pada orang tanpa gejala.
“Pasien korona yang mengalaminya hipoksia resiko tinggi komplikasi. Mereka harus menerima oksigen dan segera memantaunya, “kata Dicky.
Kondisi senang hipoksia dapat dideteksi dengan oksimeter. Inilah sebabnya mengapa orang mulai merampok alat tes ini. Mirip dengan saat thermogun banyak diminati.
Menurut sebuah artikel untuk Wexner Medical Center, penjualan oksimeter juga meledak di Amerika Serikat karena orang-orang panik dan berjuang untuk membelinya.
Menurut Albert Rizzo, direktur medis American Lung Association, oksimeter tidak dapat digunakan sebagai indikator utama. diagnosis otomatis mahkota. Dia mengatakan ada kemungkinan kadar oksigen turun karena faktor lain. Diagnosis suatu penyakit tidak dapat diketahui dengan satu alat pun tanpa bantuan dokter dan tenaga medis.
Menurut Dicky, yang harus membeli oksimeter adalah fasilitas kesehatan primer seperti puskesmas, bukan masyarakat. “Ini akan menambah informasi dan data tentang kondisi pasien selama pemeriksaan,” ujarnya.
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”