Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak tawaran gencatan senjata terbaru yang diajukan oleh Hamas. Dalam upayanya untuk mengakhiri konflik di Gaza, Netanyahu berhasrat agar militer Zionis dapat memenangkan perang dengan cara total. Ia tidak ingin ada alternatif lain selain membuat Hamas runtuh.
Tawaran gencatan senjata yang diajukan oleh Hamas adalah untuk periode waktu empat setengah bulan dengan syarat pembebasan semua sandera dan penarikan pasukan Israel dari Gaza. Tawaran ini merupakan respon Hamas terhadap proposal sebelumnya yang disampaikan oleh mediator Qatar dan Mesir.
Pemerintah Amerika Serikat melalui Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, telah membahas tawaran tersebut dengan Netanyahu setelah bertemu dengan pemimpin Qatar dan Mesir. Amerika Serikat berupaya menjaga perdamaian dan mengakhiri konflik di wilayah tersebut.
Konflik antara Israel dan Hamas telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir, menewaskan banyak warga sipil dan melukai ribuan orang lainnya. Kondisi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan kekurangan air bersih, listrik, dan kekurangan pasokan makanan.
Netanyahu telah berulang kali menyatakan bahwa Israel akan terus melindungi warganya dari ancaman terorisme yang berasal dari Gaza. Dia juga menegaskan bahwa upaya militer Zionis tidak akan dihentikan hingga keamanan Israel terjamin.
Sementara itu, pihak Hamas menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menahan diri jika Israel memenuhi syarat-syarat gencatan senjata yang mereka ajukan. Mereka menekankan perlunya pembebasan sandera dan penarikan pasukan Israel dari wilayah mereka.
Dalam situasi ini, masih belum jelas bagaimana akan berlanjutnya negosiasi antara Israel dan Hamas. Kedua belah pihak tampaknya tidak bersedia mengalah, sehingga konflik ini bisa berlanjut dan memperumit situasi di Timur Tengah.
Sumber:
[sumber-sumber berita]
[dilaporkan oleh nama jurnalis]
[ditulis untuk SAMOSIR News]
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”