Jakarta, CNBC Indonesia – Mutasi D614G ditemukan di Indonesia. Mutasi virus corona Covid-19 ini disebut-sebut 10 kali lebih menular dibandingkan virus corona asal dan awalnya menginfeksi Eropa.
Penemuan mutasi D614G pertama kali terdeteksi di Surabaya pada April 2020, namun tidak ada artinya karena keterbatasan data dan belum menjadi perhatian.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM), Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan, dari 5 institusi di Indonesia yaitu di Surabaya, Bandung, Yogyakarta, LIPI dan Eijkman, setidaknya sudah ada 22 submit whole genome sequences (WGS) terkait. dengan virus korona.
“Dari 22 WGS ada 5 lembaga, 8 di antaranya mengandung mutasi D614G,” ujarnya saat rapat dengan DPR di Jakarta, Senin (31/8/2020).
“Dengan pendistribusian pada Mei, itulah yang diberitakan Universitas Airlangga dalam surat pada April lalu. Kemudian pukul 7 dari Tangerang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta,” jelasnya seperti dikutip Selasa (1/9/2020).
Menurut dia, uji coba penelitian saat ini masih terus dilakukan untuk mengetahui seberapa luas hal tersebut di Indonesia. Ia mengatakan di dunia terdapat 70%, hampir 80% isolat Covid-19 yang mengandung mutasi D6146G.
Selain itu, pada kesempatan yang sama, Presiden Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional, Profesor Ali Ghufron Mukti, mengatakan jika kabar terkait mutasi ini sangat menular. Lima sampai 10 kali, bahkan ada 1 orang yang menayangkannya ke 45 orang dan sudah ramai. dibahas.
“Banyak yang belum dikaitkan akhir-akhir ini. Yang jelas angka penularannya tinggi, entah itu terkait keparahannya. Karena katanya ganas belum. Waspada saja,” pungkasnya.
(Roy / Roy)
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”