Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan kecaman keras terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, menyebutnya sebagai “tukang jagal Gaza” dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia. Erdogan merasa bahwa keberadaan Netanyahu tidak hanya berbahaya bagi Palestina, tetapi juga bagi orang Yahudi di seluruh dunia.
Dalam sebuah pernyataan yang sangat menyakitkan bagi Israel, Erdogan memperingatkan Netanyahu bahwa hubungan bilateral antara Turki dan Israel yang baru mulai pulih akan terganggu akibat sikapnya yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Erdogan juga menuduh Israel mempersulit upaya untuk mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza.
Tidak lama setelah kecaman ini, Turki mengambil langkah nyata dengan menarik utusannya dari Israel sebagai bentuk protes atas tindakan brutal Netanyahu di Gaza. Erdogan secara terbuka mendukung Hamas sebagai organisasi pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah dan bangsanya sendiri.
Turki, sebagai salah satu negara Muslim terbesar dan paling vokal dalam mengutuk Israel, secara aktif mendukung Palestina. Erdogan percaya bahwa upaya menghentikan penganiayaan terhadap rakyat Palestina adalah sebuah kewajiban moral bagi setiap bangsa.
Mengingat kekerasan yang terus berlanjut di Gaza, Erdogan menekankan perlunya komunitas internasional untuk bertindak tegas dan mengambil langkah-langkah yang efektif untuk mengatasi krisis kemanusiaan ini. Dia juga mendesak Komite Internasional Palang Merah agar segera mengambil tindakan nyata untuk memberikan bantuan kepada warga Palestina yang terluka dan terdisplaced.
Dalam upaya untuk menggalang dukungan internasional, Erdogan telah meluncurkan kampanye di media sosial dengan tagar #JusticeforPalestine, memperoleh dukungan luas dari masyarakat Indonesia dan negara-negara lain yang prihatin dengan nasib rakyat Palestina.
Melalui tindakan dan pernyataannya, Erdogan berharap dapat menyadarkan dunia tentang perlunya solidaritas global dalam mengatasi ketidakadilan dan penganiayaan kaum Palestina. Semoga dengan dukungan dari negara-negara lain, perdamaian yang adil dan berkelanjutan dapat terwujud di Timur Tengah.
“Penggemar zombie yang bangga. Analis umum. Penggemar perjalanan. Pengusaha yang menyesal. Fanatik TV amatir.”