Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyetujui resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina. Resolusi ini mendapatkan dukungan dari 153 negara, sedangkan 10 negara menentang dan 23 negara lainnya abstain.
Keputusan ini tidak terlepas dari upaya Mesir yang menggunakan resolusi 377A untuk mendesak Majelis Umum PBB membahas situasi yang kian memburuk di Gaza. Negara Amerika Serikat juga ikut berperan dengan mengajukan amandemen terkait kecaman terhadap serangan Hamas ke Israel.
Dalam resolusi yang disepakati, diserukan perlunya gencatan senjata segera di Gaza. Selain itu, semua pihak diminta untuk mematuhi hukum internasional dan membebaskan para sandera “segera dan tanpa syarat”.
Meski memiliki arti penting secara politis dan moral, perlu diingat bahwa resolusi ini tidak mengikat seperti resolusi Dewan Keamanan PBB. Hal ini membuat Israel masih bersikeras untuk tetap melanjutkan agresi militernya ke Palestina.
Menurut data terkini, agresi Israel terhadap Palestina sejak 7 Oktober telah menewaskan lebih dari 18.200 orang dan melukai lebih dari 50 ribu orang. Angka kematian ini mencapai dua kali lipat dari invasi Rusia ke Ukraina.
Resolusi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengakhiri konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun di Jalur Gaza Palestina. Namun, tantangan besar masih menanti, mengingat masih ada pihak-pihak yang tidak mau menghentikan kekerasan.
“Fanatik web yang bangga. Mediaholic sosial. Praktisi makanan. Teman binatang di mana-mana.”
