Pejabat senior Korea Utara mengkritik Amerika Serikat atas penghalangan resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza, Palestina. Dalam sebuah pernyataan, pejabat Korea Utara menyebut bahwa tindakan veto oleh Amerika menunjukkan “standar ganda” Washington. Amerika Serikat telah memveto resolusi gencatan senjata antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas di Gaza.
Keputusan Amerika untuk memveto resolusi tersebut telah mendapat reaksi keras dari sejumlah negara di dunia. Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara mengatakan bahwa tindakan veto Amerika merupakan penyalahgunaan hak dan merupakan puncak kejahatan yang tidak manusiawi.
Korea Utara juga menilai bahwa Amerika Serikat bertindak bertentangan dengan prinsipnya dengan membiarkan perang terjadi di Gaza, sementara mereka mengutuk peluncuran satelit Korea Utara yang tidak berbahaya. Menurut pejabat Korea Utara, ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat mengambil sikap yang tidak adil dalam situasi ini.
Sebagai respons terhadap ancaman yang ada, penasihat keamanan nasional dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang telah bertemu untuk menegaskan tanggapan terkoordinasi mereka. Mereka akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghadapi ancaman Korea Utara yang berencana untuk mengerahkan lebih banyak satelit mata-mata.
Perkembangan ini menunjukkan adanya ketegangan yang meningkat antara Korea Utara dan Amerika Serikat. Meskipun telah ada upaya untuk mencapai perdamaian di Gaza, keputusan Amerika Serikat untuk memveto resolusi gencatan senjata telah membuat situasi semakin kompleks. Semakin mendalamnya perpecahan antara negara-negara ini dapat berdampak pada stabilitas regional.
“Komunikator. Pengusaha. Penggemar makanan yang sangat rendah hati. Ninja perjalanan. Penggemar bir seumur hidup.”