Kerusuhan Membakar Port Moresby, Papua Nugini: 15 Orang Tewas dan Pembakaran Gedung Terjadi
Port Moresby – Kerusuhan hebat terjadi di ibu kota Papua Nugini, Port Moresby, setelah gaji polisi, tentara, dan sipir penjara dipotong tanpa penjelasan. Insiden ini menelan korban jiwa, dengan 15 orang dilaporkan tewas dalam kekacauan tersebut.
Perdana Menteri James Marape dengan tegas menjanjikan penindakan tegas terhadap siapa pun yang melanggar hukum dalam kerusuhan ini. Marape merasa terpukul dengan kejadian ini dan meminta maaf kepada rakyat Papua Nugini atas ketidakstabilan yang disebabkan oleh insiden ini.
Dalam kerusuhan tersebut, massa yang marah membakar dan merusak gedung serta menggeledah toko-toko di malam kekacauan. Rekaman video yang beredar menunjukkan para penjarah beraksi dengan seenaknya, mencuri barang-barang dari toko-toko yang sudah dijarah.
Komisaris Polisi David Manning telah mengonfirmasi bahwa setidaknya ada 15 orang yang menjadi korban tewas dalam kerusuhan ini, terutama di dua kota terbesar di Papua Nugini. Polisi bekerja keras untuk menyelidiki insiden ini dan menangkap pelaku kejahatan.
PM Marape menekankan bahwa pelanggaran hukum tidak akan ditoleransi dan tindakan tegas akan diambil untuk menghentikan kerusuhan ini. Selain itu, ia juga memastikan bahwa tidak akan ada lagi pemotongan gaji yang tidak adil tanpa penjelasan yang jelas kepada personel keamanan.
Kerusuhan di Papua Nugini menunjukkan adanya ketidakpuasan dan ketidakstabilan di antara masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang merugikan mereka. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah Marape untuk meningkatkan stabilitas dan keamanan di Papua Nugini.
Pemerintah pun diharapkan berupaya meningkatkan komunikasi dengan personel keamanan dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada kehidupan mereka. Dengan demikian, diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusuhan di masa depan dan menciptakan kehidupan yang lebih sejahtera bagi seluruh rakyat Papua Nugini.
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”