Presiden Joko Widodo menolak kapal perdagangan Israel berlabuh di Indonesia. Keputusan ini diambil sebagai upaya untuk menegaskan sikap Indonesia dalam mendukung Palestina dalam konflik dengan Israel.
Dalam pernyataan resmi, Presiden Jokowi menyatakan bahwa pelabuhan Indonesia tidak akan digunakan untuk melayani kepentingan Israel. Hal ini sebagai bentuk solidaritas Indonesia kepada rakyat Palestina yang tengah mengalami penderitaan akibat tindakan Israel.
Kapal perdagangan Israel, ZIM Trade, sebelumnya dijadwalkan akan berlabuh di empat pelabuhan Indonesia. Namun, permintaan agar kapal tersebut dilarang berlabuh di Indonesia telah disampaikan melalui surat terbuka oleh seorang netizen.
Menanggapi hal ini, Pelindo Regional III Pelabuhan Tanjung Perak memastikan bahwa tidak ada kapal Israel yang akan bersandar di pelabuhan tersebut. Keputusan ini juga didukung oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, yang tidak memberikan izin bagi kapal tersebut.
Selain itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga menegaskan bahwa mereka tidak pernah memberikan izin bagi kapal berbendera Israel untuk berlabuh di Indonesia. Sejak konflik antara Israel dan Palestina meningkat, tidak ada kapal dagang berbendera Israel yang melayari rute Indonesia-Israel.
Kemenhub juga telah berkomitmen untuk bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk terus memantau hal ini. Mereka bertekad menjaga agar Indonesia tetap menjadi negara yang mendukung Palestina dan tidak memberikan dukungan kepada Israel.
Keputusan Presiden Jokowi ini mendapatkan dukungan dari masyarakat Indonesia yang mayoritas mendukung Palestina dalam konflik dengan Israel. Aksi penolakan terhadap kapal perdagangan Israel ini diharapkan akan semakin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya solidaritas internasional dalam menyelesaikan konflik di Timur Tengah.