Jepang memulai tahap kedua pembuangan air limbah olahan dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima (PLTN Fukushima) ke laut, dan proses ini telah menuai banyak protes, terutama dari China. Tahap kedua pelepasan air limbah dimulai pada 5 Oktober 2023 sekitar pukul 10.18 waktu setempat.
Sebelumnya, tahap pertama dilakukan pada 24 Agustus 2023, ketika sebagian dari total 1,34 juta ton air limbah dibuang ke lautan. Dalam tahap kedua ini, diperkirakan sekitar 7.800 ton air limbah akan dibuang, dan proses pembuangannya akan berlangsung selama 17 hari ke depan.
Meskipun pemerintah Tokyo menyatakan bahwa air limbah yang dibuang tidak membahayakan kesehatan manusia, China tetap mengkritik tindakan pembuangan limbah nuklir tersebut. Sebagai tanggapannya, China telah melarang impor makanan laut dari Jepang, dengan tujuan untuk melindungi kesehatan masyarakatnya.
Sementara itu, TEPCO (Tokyo Electric Power Company), perusahaan yang mengoperasikan PLTN Fukushima, menjelaskan bahwa air limbah yang dibuang telah melalui proses penyaringan dan telah terbebas dari semua unsur radioaktif, kecuali tritium. Mereka menegaskan bahwa kadar tritium yang ada dalam air limbah ini berada dalam tingkat aman yang diakui secara internasional.
Pemerintah Jepang juga menyatakan bahwa tindakan pelepasan air limbah ini telah dilakukan dengan aman, dan tidak ada abnormalitas yang terdeteksi dalam prosesnya. Mereka memastikan bahwa langkah-langkah pengawasan dan pengelolaan yang ketat telah dilakukan untuk menjaga keamanan dan meminimalisir dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Pembuangan air limbah dari PLTN Fukushima ini diperkirakan akan memakan waktu bertahun-tahun, dengan dilakukan secara bertahap sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak berwenang. Jepang berkomitmen untuk terus melibatkan masyarakat internasional dalam transparansi dan memberikan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan terkait dengan proses pembuangan limbah nuklir ini.
“Komunikator. Pengusaha. Penggemar makanan yang sangat rendah hati. Ninja perjalanan. Penggemar bir seumur hidup.”