Techhan, Kompas.com – Presiden Iran Hassan Ruhani Sabtu (28/11/2020), didakwa Israel Sebagai orang Amerika yang “disewa” ( SEBAGAI) Untuk membunuh satu Ilmuwan Nuklir Memimpin Teheran.
Dalam sebuah pernyataan, dia berkata: “Sekali lagi, sebagai tentara bayaran, dengan rezim Zionis, dengan rezim Zionis, tangan jahat telah ditumpahkan oleh darah bangsa ini.” APS Sabtu (28/11/2020).
Iran umumnya menggunakan istilah “arogansi global” untuk merujuk pada Amerika Serikat dan rezim Zionis di Israel.
Baca juga: Israel dituduh membunuh ilmuwan senior Iran Mohsin Fakhzah-Mahabadi
Ada seorang ilmuwan terkenal di Kementerian Pertahanan Iran Mohsen Fakrizadeh Pembom itu menyerang tak lama setelah tengah hari di depan kerumunan pelayat di sebuah masjid di kota utara Teheran.
Fakhzahzah, kepala badan penelitian kementerian, mengatakan dokter telah meninggal karena tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
Baca juga: Seorang ilmuwan nuklir Iran tewas dalam kecelakaan mobil
Rouhani bersumpah untuk tidak ikut campur dalam kemajuan ilmiah Iran, mengatakan pembunuhan itu disebabkan oleh ketidakmampuan musuh Teheran untuk mengganggu kemajuan nuklir Iran.
Dia menyatakan belasungkawa kepada “komunitas ilmiah dan kaum revolusioner Iran.”
Menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan pada hari Jumat bahwa peran Israel dalam pembunuhan itu “sangat berat”.
Baca juga: Israel siap untuk Trump menyerang Iran sebelum mereka meninggalkan Gedung Putih
Amerika Serikat Pada 2008, ia menjatuhkan sanksi pada Iran untuk “aktivitas dan transaksi yang berkontribusi pada program nuklir Iran.”
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pernah menyebut Fakhzazah sebagai bapak program nuklir Iran.
Baca juga: Siksaan akademis ini di penjara Iran selama 800 hari
Fakhrizadeh menjadi sasaran saat dia melakukan perjalanan di dekat kota Absard di wilayah Danavan di Teheran timur.
Menurut New York Times, seorang pejabat AS dan dua pejabat intelijen lainnya membenarkan bahwa Israel berada di balik serangan itu.
Baca juga: Trump memperingatkan Iran, mengirim bom B-52
Pembunuhan itu terjadi kurang dari dua bulan setelah Presiden terpilih AS Joe Biden menjabat.
Biden telah berjanji untuk kembali ke diplomasi dengan Iran setelah empat tahun penarikan Donald Trump dari kesepakatan nuklir Iran pada 2018 dan dimulainya kembali sanksi kecacatan.
“Komunikator. Pengusaha. Penggemar makanan yang sangat rendah hati. Ninja perjalanan. Penggemar bir seumur hidup.”