Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran di Gaza selama enam minggu. Keputusan ini diumumkan setelah para mediator dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar bertemu dengan pejabat intelijen Israel untuk membahas usulan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Hamas memberikan tanggapan positif awal terhadap usulan tersebut, namun sumber Hamas mengatakan bahwa belum ada kesepakatan yang mencapai proposal yang diajukan. Meskipun begitu, pihak Qatar menyampaikan optimis karena kedua belah pihak telah menyetujui premis untuk jeda berikutnya, meskipun masih ada tantangan yang sulit dihadapi.
Pemimpin Hamas di Qatar, Ismail Haniyeh, dijadwalkan akan melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata di Kairo. Qatar sendiri telah berhasil memediasi gencatan senjata selama satu minggu pada November yang berakhir dengan pembebasan sandera dan bantuan masuk ke Gaza.
Kesepakatan yang dicapai ini melibatkan rencana tiga tahap. Tahap awal akan berlangsung selama enam minggu dengan penghentian pertempuran untuk memungkinkan pengiriman bantuan lebih lanjut ke Gaza. Namun, hanya perempuan, anak-anak, dan pria sakit berusia di atas 60 tahun yang akan dibebaskan selama tahap ini sebagai imbalan tahanan Palestina di Israel.
Negosiasi juga akan dilakukan mengenai penarikan pasukan Israel dan kemungkinan pertukaran tawanan tambahan. Selain itu, pembangunan kembali wilayah Gaza juga dibahas dalam kesepakatan ini.
Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan langkah yang penting dalam menciptakan ketenangan dan stabilitas di Gaza. Selain itu, hal ini juga diharapkan dapat mengurangi penderitaan rakyat Gaza yang terjadi akibat konflik yang berkepanjangan.
