Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memiliki rencana untuk mengontrol zona perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, yang saat ini dianggap sebagai salah satu wilayah paling konflik di dunia. Dalam pidato terbarunya, Netanyahu memprediksi bahwa perang di wilayah Palestina akan terus berlanjut selama beberapa bulan ke depan.
Pemerintah Israel bertekad untuk menghancurkan Hamas, kelompok militan yang menguasai Jalur Gaza, dan mendemiliterisasi wilayah tersebut. Skala kekerasan yang terjadi di Gaza sangat mengkhawatirkan, dan pemerintah Israel tidak ingin ada ancaman keamanan di perbatasan mereka.
Netanyahu tidak hanya fokus pada Gaza, tetapi juga mengancam untuk menyerang Iran secara langsung jika situasi dengan kelompok militan Hizbullah semakin memburuk. Jelas terlihat bahwa pemerintah Israel ingin menstabilkan keadaan di kawasan tersebut demi keamanan nasional mereka.
Namun, akibat perang yang terjadi di Gaza, banyak nyawa yang telah hilang. Dilaporkan bahwa lebih dari 21.672 orang tewas dalam konflik ini, dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak yang tidak bersalah. Tak hanya itu, ribuan orang terpaksa mengungsi karena operasi militer yang dilakukan oleh Israel. Situasi ini sangat memprihatinkan, terutama bagi lebih dari 2,3 juta penduduk Gaza yang terkekang di wilayah tersebut.
Tidak hanya itu, serangan mendadak yang dilancarkan oleh Hamas pada 7 Oktober sebelumnya telah menewaskan 1.140 orang di wilayah Israel. Kekerasan yang terjadi di kedua sisi perbatasan semakin memperburuk situasi yang sudah rumit.
Konflik di Gaza semakin mengkhawatirkan dan perlu adanya solusi damai antara kedua belah pihak. Diharapkan semua pihak dapat bersedia bernegosiasi untuk mengakhiri kekerasan yang telah menyebabkan banyak nyawa hilang dan menderita bagi warga sipil yang tidak bersalah.
“Komunikator. Pengusaha. Penggemar makanan yang sangat rendah hati. Ninja perjalanan. Penggemar bir seumur hidup.”