Pasokan oksigen untuk 53 awak kapal selam Indonesia di perairan lepas Bali dilaporkan telah habis tanpa ada bukti dari kapal.
Tim penyelamat dari berbagai negara berjuang melawan waktu untuk menemukan KRI Nanggala 402 Tersesat dalam latihan latihan Di perairan utara Bali.
Kapal selam berusia 43 tahun itu melakukan latihan torpedo pada hari Rabu tetapi gagal melaporkan hasil yang diharapkan dan tetap diam sejak saat itu.
Kepala Staf Angkatan Laut Yodo Margono mengatakan kapal tersebut diperkirakan kehabisan oksigen pada jam 3 pagi waktu setempat pada jam 8 malam Jumat GMT.
Tidak ada tanda-tanda kehidupan, tetapi anggota keluarga berharap upaya pencarian yang hebat akan menemukan alternatif tepat waktu.
“Keluarga baik-baik saja dan terus berdoa,” kata Ratee Wardani, saudara perempuan awak Wesno Subiantoro, 49 tahun.
“Kami optimistis Nanggala bisa diselamatkan bersama seluruh kru.”
“Dia meminta saya mendoakannya,” kata Berda Asmara, istri salah satu kru, Guntur Ari Prasitio, 39, saat terakhir kali berbicara dengan suaminya sebelum berangkat.
Dia menambahkan: “Saya berharap mereka ditemukan hidup-hidup.”
Angkatan Laut Indonesia mengatakan sedang menyelidiki apakah kapal selam kehilangan kekuatan menyelamnya dan tidak dapat mengambil tindakan segera ketika turun ke kedalaman 600-700 meter, yang berada di luar batas kelangsungan hidupnya.
Namun, pada hari Kamis, sebuah objek dengan “gaya magnet tinggi” ditemukan “mengambang” di kedalaman 50 hingga 100 meter, dan pencarian udara sebelumnya mengungkapkan tumpahan minyak di dekat lokasi akhir kapal selam.
Laut Bali bisa mencapai kedalaman lebih dari 1.500 meter.
Presiden Indonesia Joko Widodo meminta orang Indonesia untuk berdoa agar pendudukan kembali dengan selamat.
“Prioritas utama kami adalah keselamatan 53 awak,” kata Widodo dalam pidato yang disiarkan televisi Kamis.
“Untuk keluarga kru, saya dapat memahami perasaan Anda saat kami melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan seluruh kru di atas kapal.”
KRI Nanggala 402 bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981, menurut Kementerian Pertahanan, dan dirombak di Korea Selatan, yang selesai pada tahun 2012.
Itu harus dalam kondisi baik.
“Organizer. Devoted music enthusiast. Pop culture pioneer. Coffee practitioner.”