Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa penyeberangan Rafah akan dibuka untuk pengiriman bantuan. Menurutnya, perbatasan antara Gaza dan Mesir tersebut diperkirakan akan kembali dibuka dalam waktu 24 hingga 48 jam. Biden juga menyoroti kondisi jalan raya di perbatasan Rafah yang sangat buruk dan perlu diperbaiki.
Berdasarkan pernyataan resmi Gedung Putih, dalam waktu 24 hingga 48 jam mendatang, 20 truk bantuan pertama diprediksi akan melintasi perbatasan Rafah menuju Gaza. Hal ini menunjukkan upaya Amerika Serikat dalam mendukung dan membantu warga di Gaza yang saat ini mengalami krisis kemanusiaan akibat serangan yang berkepanjangan.
Selain itu, Presiden Biden juga telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Mereka membicarakan rencana pengiriman bantuan ke Gaza melalui Mesir. Biden menekankan pentingnya tindakan yang sesuai dengan hukum perang dan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza.
Gedung Putih juga menyatakan bahwa Amerika Serikat tetap mendukung hak Israel untuk membela diri dan melindungi warganya. Namun, hal ini tidak mengesampingkan perlunya penghormatan terhadap hukum internasional dan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza.
Penting untuk dicatat bahwa Presiden Biden telah menjalin kontak rutin dengan Perdana Menteri Netanyahu setelah melakukan kunjungan ke Israel. Ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat dalam mencari solusi bagi konflik yang sedang berlangsung di kawasan tersebut.
Dengan dibukanya penyeberangan Rafah ini, diharapkan bantuan dapat segera tiba di Gaza untuk meringankan penderitaan warga yang telah lama terisolasi akibat konflik berkepanjangan. Semoga kerjasama internasional ini dapat memberikan harapan baru bagi perdamaian dan kestabilan di Timur Tengah.