Suasana Panas Jelang Pilpres AS 2024 Antara Biden versus Trump Jilid II
Suasana politik di Amerika Serikat semakin memanas menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 antara Joe Biden versus Donald Trump jilid II. Biden yang merupakan Presiden petahana dari Partai Demokrat dan Trump mantan Presiden ke-45 dari Partai Republik kembali saling melemparkan pernyataan kontroversial.
Trump, yang gagal merebut kembali kursi kepresidenannya dalam Pilpres 2020 yang dimenangkan oleh Biden, menyebut demokrasi AS bisa berakhir jika dirinya kalah dalam Pilpres 2024. Ia bahkan mengklaim kekalahannya dalam Pilpres 2020 adalah akibat kecurangan.
Dalam upaya meraih dukungan, Trump mengajak warga kulit hitam dan Hispanik untuk mendukungnya, sambil menyalahkan imigran gelap atas masalah ekonomi yang dihadapi negara. Retorika yang digunakan Trump dalam pidato kampanyenya pun semakin menguat, termasuk ramalan pertumpahan darah jika dirinya kalah dalam Pilpres 2024.
Di sisi lain, Biden juga tidak tinggal diam. Meskipun jajak pendapat menunjukkan bahwa kedua kandidat memiliki statistik yang sama dengan pemilih terdaftar, Biden tidak luput dari saling sindir dengan Trump.
Selain itu, Trump juga menganggap para pendukungnya yang dipenjara karena kerusuhan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari 2021 sebagai ‘patriot’ dan ‘sandera’. Hal ini semakin menambah ketegangan di tengah persaingan yang semakin ketat jelang Pilpres 2024 ini.
Dengan demikian, Pilpres AS 2024 diprediksi akan menjadi pertarungan sengit kedua antara Biden versus Trump, yang tentunya akan menjadi sorotan utama bagi dunia internasional. Semua mata tertuju pada Amerika Serikat dalam menghadapi masa depan yang penuh tantangan.
“Penggemar zombie yang bangga. Analis umum. Penggemar perjalanan. Pengusaha yang menyesal. Fanatik TV amatir.”