Benjamin Netanyahu Menegaskan Israel Akan Melanjutkan Operasi Militer ke Rafah
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, membuat pernyataan kontroversial yang menyatakan bahwa Israel akan melanjutkan operasi militer hingga ke wilayah Rafah di bagian selatan Jalur Gaza. Meskipun tekanan internasional semakin meningkat, Netanyahu tetap bersikeras untuk melanjutkan serangan.
Banyak pihak, termasuk beberapa negara Barat, menyerukan agar Israel tidak menginvasi Rafah. Wilayah ini dikenal sebagai tempat yang relatif aman bagi 1,5 juta pengungsi Palestina. Namun, Netanyahu menegaskan bahwa pihaknya akan menyelesaikan misi mereka di Rafah sambil tetap memperhatikan keselamatan warga sipil.
Dalam pidato melalui video di konferensi organisasi AIPAC di Amerika Serikat, Netanyahu memastikan bahwa pasukan Israel akan melancarkan serangan darat ke Rafah meskipun adanya penolakan dari berbagai pihak, termasuk AS. Namun, pemimpin Uni Eropa telah merencanakan untuk mendesak Israel agar tidak melancarkan operasi darat ke Rafah.
Draf kesimpulan untuk pertemuan puncak Uni Eropa juga mencerminkan penolakan terhadap invasi Israel di Rafah, namun keputusan akhir akan ditentukan oleh persetujuan dari 27 pemimpin negara anggota Uni Eropa. Kesimpulan tersebut dijadwalkan untuk diadopsi pada 21-22 Maret mendatang.
Netanyahu pada akhirnya tetap bertahan dengan keputusannya untuk melanjutkan operasi militer ke Rafah meskipun banyak desakan dan penolakan dari masyarakat internasional. Tindakan apa yang akan diambil Israel berikutnya masih menimbulkan ketegangan di wilayah tersebut.
“Pencinta kopi. Kutu buku alkohol yang ramah hipster. Pecandu media sosial yang setia. Ahli bir. Perintis zombie seumur hidup.”