– Menurut survei yang baru-baru ini dilakukan oleh Gereja Inggris, ternyata terdapat sekitar 22% orang dewasa Inggris yang tidak percaya bahwa Yesus merupakan sosok nyata. Hasil survei ini mengejutkan dan menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat.
– Ahli arkeolog, Lawrence Mykytiuk, mengatakan bahwa tidak ada bukti fisik atau arkeologis yang dapat membuktikan keberadaan Yesus. Hal ini menjadi argumen bagi mereka yang skeptis tentang keberadaan Yesus sebagai sosok historis.
– Namun, perlu diingat bahwa tidak adanya bukti arkeologi tentang Yesus tidak berarti bahwa Dia sama sekali tidak ada. Penelitian sejarah sering kali tidak hanya bergantung pada bukti arkeologi, tetapi juga pada berbagai sumber sejarah lainnya.
– Salah satu sumber sejarah yang paling jelas memuat catatan tentang Yesus adalah 20 jilid buku sejarah bangsa Yahudi yang ditulis oleh Flavius Josephus. Dalam bukunya, Josephus mencatat bahwa Yesus dieksekusi oleh Pontius Pilatus, prokurator Yudea pada masa pemerintahan Kaisar Tiberius.
– Selain itu, beberapa prasasti kuno yang ditemukan di wilayah Arab juga menunjukkan adanya jejak awal kekristenan di wilayah tersebut. Salah satu prasasti yang ditemukan di Wadi al-Khudari, Yordania timur laut, bahkan menyebut nama Yesus dengan nama yang sama yang terdapat dalam Al-Quran.
– Prasasti ini merupakan prasasti peringatan yang memperingati seseorang yang telah meninggal, dan menampilkan doa religius yang mengacu pada Yesus. Temuan ini memberikan tambahan bukti bahwa keberadaan Yesus memiliki pengaruh yang signifikan pada masa itu.
– Meskipun masih terdapat perdebatan tentang keberadaan Yesus sebagai sosok historis, temuan-temuan seperti ini menjadi bahan pertimbangan bagi mereka yang percaya akan keberadaan-Nya. Diskusi tentang Yesus sebagai sosok historis terus berlanjut, dan mungkin akan terus menjadi topik yang menarik dalam penelitian sejarah dan arkeologi.
“Fanatik web yang bangga. Mediaholic sosial. Praktisi makanan. Teman binatang di mana-mana.”