Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, telah mengancam akan meluncurkan serangan nuklir jika negaranya “diprovokasi” dengan senjata nuklir. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Kim dalam pertemuan akhir tahun Partai Buruh Korea Utara.
Kim memerintahkan partainya untuk mempercepat persiapan perang, termasuk dalam bidang senjata nuklir dan pertahanan sipil. Ia juga diperkirakan akan membahas kebijakan penting Korea Utara untuk tahun 2024.
Konfrontasi antara Korea Utara dan Amerika Serikat telah semakin meningkat, menurut Kim. Sebagai tanggapan, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang telah meningkatkan kerja sama pertahanan mereka untuk menghadapi uji coba senjata oleh Korea Utara. Ketiga negara ini juga telah memutuskan untuk berbagi data secara real-time tentang peluncuran rudal yang dilakukan oleh Korea Utara.
Namun, Korea Utara menganggap partisipasi aset strategis Amerika Serikat dalam latihan militer sebagai langkah provokatif perang nuklir yang disengaja oleh Amerika Serikat.
Ancaman serangan nuklir yang dilontarkan oleh Kim Jong Un ini tentu menciptakan kekhawatiran di dunia internasional. Dunia internasional telah lama berupaya membatasi program senjata nuklir Korea Utara dan mencapai perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea.
Tindakan Korea Utara yang terus meningkatkan pengembangan senjata nuklir dan mencoba meningkatkan kemampuannya dalam hal pertahanan sipil menunjukkan bahwa mereka tidak berniat untuk mundur. Sikap keras ini semakin memperumit upaya diplomasi dan perdamaian di kawasan tersebut.
Para pemimpin dunia diharapkan dapat bekerja sama untuk menyelesaikan konflik ini dengan cara yang damai dan mempromosikan dialog yang konstruktif. Upaya internasional harus terus dilakukan untuk membawa Korea Utara kembali ke meja perundingan dan mengurangi ketegangan antara mereka dengan negara-negara tetangga.
“Fanatik web yang bangga. Mediaholic sosial. Praktisi makanan. Teman binatang di mana-mana.”
