Serangan Israel di Gaza mengakibatkan banyak fasilitas kesehatan menjadi target, yang berdampak signifikan pada layanan kesehatan di wilayah tersebut. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Gaza memiliki 35 rumah sakit. Namun, sekitar 15 rumah sakit di Gaza saat ini tidak lagi beroperasi setelah diserang oleh Israel.
Serangan-serangan ini menyebabkan sejumlah rumah sakit tidak dapat berfungsi sepenuhnya, baik karena kerusakan langsung yang ditimbulkan oleh serangan Israel maupun karena kekurangan bahan bakar yang menghambat operasional fasilitas kesehatan. Salah satu akibatnya adalah banyaknya rumah sakit yang terpaksa menutup layanan dalam dua hari terakhir karena kehabisan bahan bakar. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, terutama bagi masyarakat Gaza yang membutuhkan layanan kesehatan yang memadai.
Meskipun demikian, masih ada beberapa rumah sakit di Jalur Gaza yang dapat berfungsi sebagian. Hal ini menjadi harapan bagi warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis urgensi. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa situasi saat ini sangat memprihatinkan dan memperburuk aksesibilitas layanan kesehatan bagi masyarakat Gaza.
Serangan Israel yang mengarah ke fasilitas kesehatan ini mengejutkan banyak pihak dan mendapat kritik dari berbagai lembaga internasional. Dunia internasional mendesak Israel untuk menghentikan serangan yang menyasar fasilitas kesehatan, mengingat pentingnya layanan kesehatan dalam kondisi konflik seperti ini. WHO juga telah menyatakan keprihatinannya atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi dalam serangan ini.
Dalam situasi yang belum menentu ini, baik pihak Israel maupun Palestina diimbau untuk menggunakan dialog dan diplomasi dalam menyelesaikan konflik mereka. Tindakan kekerasan semacam ini hanya akan memperburuk situasi yang sudah cukup sulit bagi rakyat Gaza, terutama dalam akses terhadap layanan kesehatan yang diperlukan dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum usai.
Situasi terkini di Jalur Gaza masih membutuhkan perhatian dan aksi nyata dari pihak-pihak terkait untuk memastikan bahwa akses terhadap layanan kesehatan tidak lagi terganggu. Masyarakat internasional, termasuk Indonesia, juga diminta untuk memberikan dukungan dan bantuan bagi warga Gaza dalam menghadapi keadaan yang penuh tantangan ini.
“Pencinta kopi. Kutu buku alkohol yang ramah hipster. Pecandu media sosial yang setia. Ahli bir. Perintis zombie seumur hidup.”
