Cerita WNI di Gaza: Warga Kesulitan Pasokan, Mengungsi pun Cemas

Warga Sipil di Gaza Mengalami Kecemasan dan Ketakutan dalam Konflik Hamas-Israel

Gaza, Palestina – Konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel menimbulkan kecemasan dan ketakutan di kalangan warga sipil di Gaza, Palestina. Salah satu yang merasakan dampaknya adalah Abdillah Onim, seorang aktivis kemanusiaan asal Indonesia yang telah tinggal di Gaza selama 12 tahun.

Pada Sabtu (7/10), Hamas melakukan serangan roket ke perbatasan Israel. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza. Banyak korban jiwa yang jatuh dalam konflik ini, termasuk anak-anak, lansia, dan kaum wanita.

Melihat situasi yang semakin memburuk, Onim bersama keluarganya berencana untuk mengungsi ke Mesir guna mencari keamanan. Namun, meninggalkan wilayah konflik tersebut tidaklah mudah karena risiko tinggi dan bahaya yang mengancam, seperti serangan roket.

Selain itu, konflik ini juga menghambat visi Onim untuk memberikan bantuan kemanusiaan di Gaza. Kegiatan ekonomi di wilayah ini terhenti, pasar ditutup, perkantoran diliburkan, dan petani serta nelayan tidak dapat beraktivitas.

Warga Gaza sangat membutuhkan bantuan berupa gandum dan air bersih saat ini. Mereka tengah mengalami krisis air minum, obat-obatan, dan bahan bakar.

Menanggapi konflik ini, Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara Indonesia meminta agar konflik antara Hamas dan Israel diselesaikan sesuai dengan parameter Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia juga mendesak agar perang dan tindakan kekerasan dihentikan untuk mencegah semakin banyaknya korban manusia dan kerusakan harta benda.

Jokowi juga meminta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan jajaran kementerian terkait untuk melindungi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di kawasan konflik tersebut.

Dalam situasi yang memprihatinkan ini, dukungan dan bantuan internasional sangatlah dibutuhkan untuk membantu masyarakat Gaza yang sedang menghadapi cobaan ini. Semoga konflik ini dapat segera berakhir agar perdamaian dapat terwujud kembali di Gaza dan warga sipil dapat hidup dalam keadaan tenang dan aman.