Menteri Kesehatan Matt Hancock telah mengonfirmasi bahwa virus korona telah berubah dan menyebar lebih cepat daripada versi Covider-19 sebelumnya di Inggris. Menurut laporan aktual, setidaknya ada 1.000 kasus infeksi virus.
“Namun, ini tidak berarti bahwa virus yang bermutasi itu sangat berbahaya,” kata Hancock. Kementerian Kesehatan Inggris hanya menduga bahwa wabah terbaru itu sebenarnya terkait dengan jenis virus kolera baru.
Penemuan mutasi virus corona bukanlah hal yang aneh. Di China misalnya, negara asal virus Covi-19 sudah terinfeksi, dan strain baru SARS-CoV-2 sudah beredar sejak setengah tahun lalu. Musim dingin lalu, jenis baru virus korona muncul di Spanyol, kemudian dengan cepat menyebar ke Eropa. Mutasi virus koroner terus terjadi, dan sejauh ini kebanyakan mutasi hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek samping.
-
Apakah ada obat untuk Cov-19?
Deksametason mengurangi kematian pada pasien Covid-19
Sejauh ini, CVD-19 hanya dirawat untuk gejala. Dexamethasone adalah obat keluarga steroid yang murah dan mudah diakses. Dalam percobaan terhadap 2.100 pasien CVD-19 dengan gejala berat, obat anti inflamasi ini mampu menurunkan angka kematian pasien hingga 30%. Menurut Peter Horby, seorang ahli epidemiologi di Universitas Oxford di Inggris, obat murah ini bisa mencegah banyak kematian.
-
Apakah ada obat untuk Cov-19?
Favipiravir mengurangi beban virus corona
Favipiravir dikembangkan oleh Fujifilm Holdings Japan untuk melawan virus lain, virus flu. Studi tersebut menemukan bahwa zat tersebut dapat mengurangi viral load pada tubuh pasien dan mengurangi lama tinggal di rumah sakit. Obat tersebut, yang dikenal di Jepang sebagai merek Avigan, juga dilisensikan di Rusia dengan nama Avivivir.
-
Apakah ada obat untuk Cov-19?
Remdesivir tidak direkomendasikan oleh WHO
Remedesivir pada awalnya dikembangkan untuk mengobati virus Ebola, yang disebabkan oleh jenis virus korona lain. Obat ini, yang dikembangkan oleh Gilead Science di Amerika Serikat, awalnya disebut efektif pada CV-19, dan keadaan darurat diumumkan di Amerika Serikat. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kemudian menyatakan bahwa mereka tidak merekomendasikan reddivivir karena belum terbukti efektif pada pasien covide-19.
-
Apakah ada obat untuk Cov-19?
Klorokuin menempel karena kesopanan
Chloroquine dan turunannya Hydroxychloroquin adalah obat anti-malaria yang kuat dan telah digunakan secara luas dalam waktu yang lama. Obat tersebut sedang diselidiki oleh Presiden AS Trump dan Presiden Brasil Bolsonaro karena memuji keefektifannya tanpa bukti ilmiah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat anti-malaria ini tidak efektif melawan virus SARS-Cov-2 yang menyebabkan covad-19.
-
Apakah ada obat untuk Cov-19?
Kontroversi tentang ibuprofen berkedip
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar Anda tidak mengonsumsi obat penghilang rasa sakit ibuprofen pada kasus pertama. Namun beberapa hari kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menarik tawarannya. Ahli virologi Jerman Christian Droston mengatakan mengonsumsi ibuprofen tidak memperburuk CV-19. Sifat virus SARS-Cov-2 masih dipelajari.
-
Apakah ada obat untuk Cov-19?
Obat herbal potensial Artemisia
Tanaman artemisia telah terbukti efektif melawan malaria jika dikombinasikan dengan zat artemisinin. Ilmuwan inovatif Cina, Yuo Tou, dianugerahi Penghargaan Nobel bidang Kedokteran 2015. Rumput bergizi ini saat ini sedang dipelajari oleh peneliti Jerman untuk mengobati Covd-19. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan agar semua pihak sangat berhati-hati dalam menanggapi laporan efektivitas jamu quinoa-19. (Penulis: Agus Setiwan)
Mengapa mutasi virus terjadi?
Mutasi pada virus adalah mekanisme pertahanan alami. Jika tubuh manusia mengembangkan antibodi untuk melawan virus dan dengan demikian mencegah gejala penyakit, virus harus mengubah lapisan terluarnya untuk mencegah sistem kekebalan mengenalinya. Jadi, untuk bertahan hidup, virus secara konstan mengubah lapisan terluar proteinnya dan mengembangkan spesies baru.
Virus membutuhkan sel inang untuk bereproduksi. Setelah memasukkan informasi genetik ke dalam sel yang terbuka, ia berkembang biak jutaan kali di dalam sel. Namun, selama setiap musim kawin, virus dengan sengaja membuat kesalahan penggandaan, yang mengubah gen virus. Akibatnya, virus berubah.
Seperti virus coronavirus lainnya, virus SARS-CoV-2 dipicu oleh virus RNA. Tingkat mutasi rata-rata adalah satu mutasi per bulan.
Perbedaan baru di Inggris menunjukkan mutasi pada protein kortikosteroid. Mutasi terjadi dengan menonaktifkan gen, dalam hal ini dua asam amino. Dengan begitu virus bisa menular dengan cepat.
Musim dingin lalu, perubahan virus korona juga diamati di Asia Timur. Mutasi pada varian SARS-Cov-2 hanya memicu infeksi ringan karena diduga virus tersebut telah melemah.
Apakah vaksin baru masih berfungsi?
Untungnya, Inggris adalah negara Eropa pertama yang melakukan vaksinasi massal. Perubahan virus baru-baru ini di negara tersebut tampaknya tidak membuat vaksin baru efektif. Virus Bionitek / Pfizer juga dirancang untuk menularkan informasi ke virus corona, dan meski virusnya dimodifikasi, tetap saja merangsang sistem kekebalan.
Tetapi telah lama diketahui bahwa virus, seperti virus flu, dapat berubah dengan sangat cepat. Untuk alasan ini, vaksin baru harus disiapkan sesuai dengan musim influenza agar tetap efektif.
Dengan cara yang sama, vaksin kolera harus terus diperbarui. Dasarnya adalah informasi yang dikumpulkan selama terjadi epidemi, sehingga dapat mengembangkan kapasitas produksinya di masa mendatang dan menyediakan vaksin yang terjangkau.
Bagaimana cara kerja tubuh?
Biasanya, tubuh manusia mampu melawan virus dengan memproduksi antibodi. Di sana, sistem kekebalan tubuh mungkin melemah dan kebal terhadap virus. Namun, jika virus berubah, sistem kekebalan menjadi lemah, karena antibodi hanya menyerang jenis virus yang lebih tua. Itu sebabnya, meski divaksinasi tahun lalu, gejala flu masih ada.
Tetapi para ilmuwan mengatakan tidak ada alasan untuk panik tentang mutasi virus corona di Inggris. Karena mutasi tidak berarti virus menjadi mematikan, bahkan bisa sebaliknya. Akibat mutasi tersebut, ia memusnahkan virus sehingga dapat menyebar lebih cepat dan lebih banyak lagi.
Alexander Friend (sebagai / hp)
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
BioNTech / Pfizer Vaccine dari Jerman
Biotech, sebuah perusahaan bio-farmasi yang berbasis di Jerman, untuk pertama kalinya mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan vaksin BNT162b2, 95% efektif, bekerja sama dengan US PFZER. Vaksinasi di Amerika Serikat dan Jerman akan dimulai pada Desember 2020. Satu-satunya kelemahan adalah vaksin harus didinginkan hingga 70 ° C sebelum digunakan.
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
Vaksin Modena dari Amerika Serikat
Perusahaan bio-farmasi yang berbasis di AS Moderna MR-1273 memiliki tingkat keberhasilan 94,5%. Mirip dengan bioteknologi, vaksin telah dikembangkan dengan teknologi baru berbasis viral MRI. Keuntungan moderator dan vaksin adalah hanya perlu didinginkan pada suhu 30 ° C, sehingga dapat disimpan di lemari es selama seminggu.
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
Vaksin Oxford di Inggris
Perusahaan farmasi Inggris AstraZeneca adalah yang ketiga yang mengumumkan 70% hingga 90% vaksin yang berhasil. Pengembangan vaksinasi bekerja sama dengan ilmuwan Universitas Oxford. Bahan aktif AZD1222 berasal dari gen virus korona yang dilemahkan dan telah diuji secara klinis pada 60.000 responden.
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
Vaksin Sinovak dari China
Perusahaan farmasi China Sinovak Biotech sedang menyelesaikan tahap ketiga dari uji klinis CVD-19 dengan 29.000 responden. Uji klinis ekstensif telah dilakukan di Brasil, Indonesia, dan Turki. Vaksin dibuat dari virus kolera yang mematikan.
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
Vaksin sinofarma dari China
Perusahaan farmasi lain dari China, Sinofar, juga menguji kandidat vaksin dalam tiga uji klinis dengan 55.000 responden. Uji klinis telah dilakukan di Uni Emirat Arab, Bahrain, Yordania, Maroko, Peru, dan Argentina. Sinofar juga menggunakan virus yang bukan merupakan basis produk vaksin.
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
Vaksin Spatnik V dari Rusia
Berdasarkan klaimnya sendiri, dia mengatakan dia efektif dalam melawan vaksin V-V Gamalia terhadap CV-19. Vaksin tersebut, yang sekarang dikendalikan oleh Moskow, dikatakan hanya melakukan 1 dan 2 uji klinis tanpa kejelasan jumlah sampel. Vaksin ini didasarkan pada vektor adenovirus Organisasi Kesehatan Dunia.
-
Vaksin Covi-19 siap digunakan dan masuk untuk uji persiapan akhir
Vaksin Johnson / Johnson dari Belgia
Janson Pharmaceuticals melakukan uji klinis tiga tahap dengan sampel 90.000 orang di Amerika Serikat, Argentina, Brasil, Kolombia, dan Belgia. Vaksin ini didasarkan pada vektor vektor yang tidak bereplikasi dalam tubuh manusia. (Penulis: Agus Setiwan)