Sistem Sensor serat optik terdistribusi (DFOS) berbasis silika dan sering digunakan untuk infrastruktur seperti jembatan, jalan raya, dan gedung. Ini digunakan untuk menahan tekanan, kelembaban dan bencana alam seperti gempa bumi. Namun dalam studi terakhir, para peneliti menerapkan teknologi yang sama Robot biomedis.
Tim peneliti Universitas Cornell di New York, AS, mengembangkan sensor robotik baru. Robot ini dapat digunakan untuk memantau gerakan tangan yang kompleks dengan menggunakan cahaya.
Baca juga: Robot serigala ini bertugas melindungi manusia dari beruang liar
Pada tahun 2016, Robert Shedard Organic Robotics Lab mengembangkan robot yang lembut dan mudah disentuh menggunakan pemandu gelombang optik yang fleksibel.
“Robot medis sering menggunakan penglihatan. Kita tahu bahwa benda lunak dapat berubah bentuk dengan cara yang sangat kompleks dan kompleks, dan pada saat yang sama ada banyak perubahan,” kata peneliti Pher Fard. Science Times, Selasa (17/11/2020).
Sementara itu, peneliti lainnya, Hedan Bay, menjelaskan bahwa jenis sensor yang dipasang tidak bisa mendeteksi gerakan jari dibandingkan tekanan pada telapak tangan. Namun, perlu dikembangkan dengan algoritma mesin untuk diimplementasikan dalam biomedik.
Baca juga: Wah robot ini bisa menunjukkan ekspresi wajah layaknya manusia
Ia mengatakan, teknologi tersebut dapat digunakan dalam biomedik untuk mengukur sensasi pasien di organ utama. Selain aplikasi di bidang biomedik, tim juga mempelajari bagaimana sensor SLIMS meningkatkan Virtual Reality (VR) dan Peningkatan Realitas (AR).
Meskipun AR dan VR didasarkan pada pengalaman mobilitas, tidak ada sentuhan sama sekali. Selain mengajari pemilik cara mengganti ban, simulator AR juga dapat mengukur tekanan dan gerakan yang dibutuhkan, tambahnya.
(Saya sudah)
“Pencinta kopi. Kutu buku alkohol yang ramah hipster. Pecandu media sosial yang setia. Ahli bir. Perintis zombie seumur hidup.”